Jumat, 13 Juli 2012

PELAKSANAAN PENDIDIKAN ISLAM DI MEKKAH


BRDR0812.TIFPELAKSANAAN PENDIDIKAN ISLAM DI MEKKAH


MAKLAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam
Yang dibina oleh Bapak Dr. Zainuddin Syarif, M.Ag.


Oleh:
Abd. Rasyid Amin               (180911015)

























SEKOLAH TINGGI AGAM ISLAM NEGERI PAMEKASAN
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
OKTOBER 2011


KATA PENGANTAR


Assalamualaikum.Wr.Wb.
Tiada kata dan kalimat yang pantas kami ucapkan kecuali dengan Alhamdulillah yang mana  dengan kata ini  kami bisa melaksanakan aktivitas sehari-hari seperti halnya terselesainya makalah ini.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada sang revolusionir dunia, yaitu Nabi Besar Muhammad SAW. Dengan terutusnya beliau kami bisa terangkis dari alam kejahiliaan menuju alam yang sangat terang menderang ini dengan adanya agama islam.
Dengan adanya susunan makalah ini kami menyadari bahwa proses penyusun makalah ini  terdapat beberapa kesalahan. Maka dari itu kami siap menerima kritik dan saran. Dan semoga makalah ini menambah wawasan yang luas bagi pembaca umumnya dan penyusun khususnya. 
        Wassalamualaikum.Wr.Wb.





Pamekasan, 18 Oktober 2011
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL...............................................................................   i
KATA PENGANTAR................................................................................   ii
DAFTAR ISI...............................................................................................   iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................     1
              A. Latar Belakang Masalah...........................................................   1
              B. Rumusan Masalah.....................................................................   2
              C. Tujuan Penulisan.......................................................................   2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................   3
              A. Pengertian pendidikan..............................................................   3
              B. Pelaksanaan Pendidikan Islam di Mekkah................................   4
              C. Materi yang diajarkan di Mekkah.............................................   8
              D. Metode yang diterapkan di Mekkah.........................................   10
BAB III PENUTUP....................................................................................   12
A.  Kesipulan..................................................................................   12
B.  Saran ........................................................................................   12
 DAFTAR PUSTAKA................................................................................   13



BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
 Proses pendidikan sebenarnya telah berlangsung sepanjang sejarah dan berkembang sejalan dengan perkembangan pendidikan manusia dipermukaan bumi.
Sementara itu Allah telah menurunkan petunjuk-petunjuk guna menjaga dan mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan pendidikan tersebut, agar tidak menyimpang dari tujuan penciptaan alam dan manusia itu sendiri. Petunjuk-petujuk tersebut, disampaikan kepada manusia melalui rasul-rasul Allah, pada masa dan kondisi dimana manusia dan perkembangan budayanya membutuhkan.
Rasul-rasul tersebut, diutus oleh Allah bukan hanya untuk menyampaikan ajaran-ajaran agama (mengembangkan al asma al husna) saja, tetapi untuk mengembangkan pendidikan manusia terutama yang berkaitan dengan Islam. Dan nyatalah kiranya bahwa pendidikan (bimbingan) yang diberikan oleh Allah kepada manusia melalui rasul-rasul-Nya, terintegrasi dalam dan berproses bersama dengan pertumbuhan dan perkembangan pengetahuan umat manusia. Mengingat bahwa fungsi dari rasul-rasul tersebut dalah menyampaikan ajaran-ajaran islam, maka berarti rasul-rasul tersebut sebagai pelaksana pendidikan islam secara umum. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pendidikan Islam, tidak lain adalah proses pewarisan dan pengembangan pendidikan umat manusia dibawah sinar dan bimbingan ajaran Islam.

B. Rumusan Masalah
Hal-hal yang dibahas dalam makalah ini adalah :
1.      Pengertian pendidikan
2.      Pelaksanaan Pendidikan Islam di Mekkah
3.      Materi yang diajarkan di Mekkah
4.      Metode yang diterapkan di Mekkah

C. Tujuan Penulisan Makalah
1.      Untuk mengetahui makna pendidikan
2.      Agar bisa mengetahui pelaksanaan pendidikan di Mekkah
3.      Untuk mengetahui materi yang diajarkan di Mekkah
4.      Untuk mengetahui Metode yang diterapkan di Mekkah



BAB II
PEMBAHASAN


A. Pengertian Pendidikan
Menurut John Dewey, seorang ahli pendidikan di abad ke-19 di Amerika Serikat mengatakan bahwa pendidikan adalah the general theory of education. Dibagian lain dia juga mengatakan philosophy is the general theory of education. Dia tidak membedakan filsafat pendidikan dengan teori pendidikan. Sebab itu ia mengatakan pendidikan adalah teori umum pendidikan.[1]
Menurut Langeveld pendidikan adalah bimbingan yang di berikan oleh orang dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaannya.[2]
Secara umum pendidikan adalah usaha manusia untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya.[3]
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dl usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara, serta perbuatan mendidik.
Dari beberapa pengertian pendidikan diatas ada beberapa prinsip dasar tentang pendidikan yang akan di laksanakan:
Pertama, bahwa pendidikan berlangsung seumur hidup. Artinya usaha pendidikan sudah di mulai sejak manusia lahir dari kandungan ibunya, sampai tutup usia, sepanjang ia mampu untuk menerima pengaruh dan dapat mengembangkan dirinya. Suatu konsekuensi dari pendidikan sepanjang hayat adalah, bahwa pendidikan tidak identik dengan persekolahan.
Kedua, bahwa tanggung jawab pendidikan merupakan tanggung jawab bersama semua manusia: taggung jawab orang tua, tanggung jawab masyarakat, dan tanggung jawab pemerintah.
Ketiga, bagi manusia pendidikan merupakan suatu keharusan, karena dengan pendidikan  manusia akan memiliki kemampuan dan kepribadian yang berkembang, yang di sebut manusia seluruhnya.


B. Pelaksanaan Pendidikan Islam di Mekkah
Sebelum nabi Muhammad memulai tugasnya sebagai rasul, yaitu melaksanakan pendidikan pendidikan islam terhadap umatnya, Allah telah mendidik dan mempersiapkannya terlebih dahulu untuk melaksanakan tugas tersebut secara sempurna, melalui pangalaman, pengenalan serta peran sertanya dala kehidupan masyarakat dan lingkungan budayanya.[4] Dengan potensi fitrahnya yan luar biasa, beliau mampu secara sadar mengadakan penyesuain diri dengan masyarakat lingkungannya, akan tetapi tidak larut sama sekali ke dalamnya. Beliau mampu menyelami  kehidupan masyarakatnya, dan dengan potensi fitrahnya yang luar iasa beliau mampu  mempertahankan keseimbangan dirinya untuk tidak hanyut terbawa arus budaya masyarakatnya.[5]
Diantara tradisi yng terdapat di kalangan masyarakatnya, yang merupakan warisan nabi Ibrahim, adalah tradisi bertahannuts, yaitu cara menjauhkan diri dari keramaian orang, berkhalwat, dan mendekatkan diri pada tuhan.
Nabi Muhammad menerima wahyu dari Allah sebagai petunjuk dan intruksi untuk melaksanakan tugasnya sewaktu beliau berumur 40 tahun, yaitu pada tanggal 17 ranadhan tahun 13 sebelum  Hijrah. Petunjuk dan intruksi tersebut berbunyi:
اقرأ باسـم ربك الذى خلق. خلق الانسـان من علق. اقرأ وربك الاكرم. الذى علـم بالقلـم. علم الانسـان مالم يعلم. (العلق: 1-5)
Artinya: “bacalah dengan nama tuhanmu yang menciptakan. Yang menciptakan mausia dari gumpalan darah. Bacalah demi tuhanmu yang paling Pemurah. Yang mengajar dengan perantaraan kalam. Yang mengajar mausia apa-apa yang tidak diketahui. (Q.S, 96:1-5).
Kemudian disusul denga wahyu yang lain:
يآ ءيها المدثر. قم فأنذر. وربك فكبر. وثيا بك فطهر. والرجـز فاهجر. ولا تمنن تستكثر. ولربك فاصبر. (المدثر, 1-7)
Artinya: “ hai orang yng berselimut. Bangunlah, untuk memberikan peringatan. Agungkan (nama) tuhanmu, dan bersihkan pakaianmu. Dan tinggalkan perbuatan dosa, dan jangan engkau memberi, untuk mendapatkan (balasan) yang lebih bayak. Dan demi tuhanmu, bersabarlah. (Q.S, 74:1-7)
Perintah dan petunjuk tersebut pertama-tama tertuju pada nabi Muhammad tentang apa yang harus beliau lakukan, baik terhadap beliau sendiri maupun pada umatnya. Kemudian bahan/ materi pendidikan tersebut diturunkan secara berangsur-angsur, sedikit demi sedikit.[6]
Disamping itu, nabi Muhammad telah mendidik umatnya secara bertahap. Mulai dari keluarganya yang pada mulanya secara sembunyi-sembunyi, tahap pendidikan Islam secara terang-terangan serta tahap pendidikan Islam untuk umum. Untuk lebih jelasnya akan di paparkan satu persatu, yaitu:
1.      Tahap pendidikan secara sembunyi-sembunyi
Pada awal turunnya wahyu pertama (the first revelation) al-Qur’an surat 96 ayat 5, pola pendidikan yang dilakukan adalah secara sembunyi-sembunyi, mengingat kondisi sosial politik yang belum stabil, dimulai dari dirinya sendiri dan keluarga dekatnya. Mula-mula Rasulullah mendidik istrinya, Khadijah untuk beriman kepada dan menerima petunjuk dari Allah, kemudian diikuti oleh anak angkatnya Ali Ibn Abi Thalib (anak pamannya) dan Zaid ibn Haritsah (seorang pembantu rumah tangganya yang kemudian diangkat menjadi anak angkatnya). Kemudian sahabat karibnya Abu Bakar Siddiq. Secara beransur-ansur ajakan tersebut disampaikan secara meluas, tetapi masih terbatas dikalangan keluarga dekat dari suku Qurays saja seperti Usman ibn Affan, Zubair ibn Awan, Sa’ad ibn Abi waqas, Abdurrahman ibn Auf, Thalhah ibn ubaidillah, Abu Ubaidillah ibn Jahrah, Arqam ibn Arqam, Fatimah binti Khattab, Said ibn Zaid, dan beberapa orang lainnya, mereka semua tahap awal ini disebut Assabiquna al awwalun, artinya orang-orang yang mula-mula masuk Islam. Sebagai lembaga pendidikan dan pusat kegiatan pendidikan Islam yang pertama pada era awal ini adalah rumah Arqam ibn Arqam.[7]
2.      Tahap pendidikan Islam secara terang-terangan
Pendidikan secara sembunyi-sembunyi berlangsung selama tiga tahun, sampai turun waktu berikutnya, yang memerintahkan dakwah secara terbuka dan terang-terangan:
فاصدع بما تؤمر واعرض عن المشـركين
Artinya: “maka sampaikanlah olehmu secara terang terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dam berpalinglah dari orang-orang yang musyrik. (Q.S, 22:94).
Perintah dakwah secara terang-terangan dilakukan oleh Rasulullah, seiring dengan jumlah sahabat yang semakin banyak dan untuk meningkatkan jangkauan seruan dakwah, karena diyakini dengan dakwah tersebut banyak kaum Quraisy yang akan masuk agama Islam. Disamping itu, keberadaan rumah Arqam ibn Arqam sebagai pusat dan lembaga pendidikan Islam sudah diketahui oleh Kuffar Quraiys.[8]
3.      Tahap pendidikan secara umum
Sebagai tindak lanjut dari perintah tersebut, pada musim haji rasulullah mendatangi kemah-kemah pada jamaah haji. Pada awalnya tidak banyak yang menerima, kecuali sekelompok jamaah haji dari Yastrib, Kabilah Khazraj yang menerima dakwah secara antusias. Dari sinilah sinar Islam memancar keluar Makkah.
C. Materi yang diajarkan di Mekkah
Materi yang diajarkan oleh nabi Muhammad ada 2 materi, yaitu:
1.      Materi Tauhid
Di depan sudah di sebutkan bahwa nabi Muhammad dalam melakukan misi kerasulannya berhadapan dengan nilai-nilai warisan nabi Ibrahim yang telab banyak menyimpang dari yang sebenarnya, yang mana inti dari ajara tersebut adalah Tauhid. Akan tetapi ajaran tersebut pudar dalam budaya masyarakat arab jahiliyah.
Nabi Muhammad memperoleh kesadaran dan penghayatan yang mantap tentang ajaran tauhid, yang intisarinya tercermin dalam surat Al-Fatihah, yaitu:[9]
a.       Bahwa Allah adalah pencipta alam yang sebenarnya, dialah satu-satunya yang menguasai dan mengatur alam ini sedemikian rupa sehingga menjadi tempat yang sesuai dengan kehidupa manusia.
b.      Bahwa Allah telah memberikan nikmat, memberikan segala kebutuhan makhluknya, dan khusus kepada manusia ditambah dengan petunjuk dan bimbingan agar mendapatkan kebahagiaan hidup yang sebenarnya.
c.       Bahwa Allah adalah raja hari kemudian, telah memberikan pengertian bahwa segala amal perbuatan manusia sewaktu di dunia akan di perhitungkan di sana.
d.      Bahwa Allah adalah sembahan yang sebenarnya dan yang satu-satunya.
e.       Bahwa Allah adalah penolong yang sebenarnya, dan oleh sebab itu hanya kepada-Nya lah manusia meminta pertolongan.
f.       Bahwa Allahlah yang membimbing dan memberi petunjuk kepada manusia dalam mengarungi krhidupan dunia yang penuh dengan tantagan, rintangan serta godaan.
Itulah inti sari dari ajaran ketauhidan yang diajarkan oleh nabi Muhammad pada umatnya di Mekah.
2.      Materi Al-Qur’an
Al-Qur’an merupakan intisari dan sumber pokok Islam yang di ajarkan oleh nabi Muhammad kepada umatnya. Tugas nabi Muhammad disamping mengajarkan tauhid juga mengajarkan Al-Qur’an kepada umatnya, agar secara utuh dan sempurna menjdi milik umatnya, yang selajutnya menjadi warisan yag turun temurun.
Pada masa permulaan nabi Muhammad  megajarkan Islam di Mekkah, telah ada beberapa orang di kalangan masyarakatnya yang pandai baca tulis, antara lain adalah: Umar bin Khattab, Ali bin Abi Thalib, Usman bin Affan, Abu Ubaidah bin Al Jarrah dan masih banyak lagi yang lain bahakan ada yang dari kaum wanita, diantaranya adalah: Hafsah. Ummi Kulsum binti  Uqbah, Aisyah binti Sa’d, Al-Syifak binti Abdullah Al-Adawiyah dan Karimah binti Al-Miqdad. Walaupun demikian, budaya baca tulis tersebut belum mewarnai kehidupan masyarakat pada waktu itu.[10]
Setiap turun wahyu, yang biasanya terdiri dari beberapa ayat Al-Qur’an, Nabi Muhammad SAW langsung menyampaikan ayat-ayat tersebut kepada para sahabatnya, dengan cara membacakan bunyi wahyu tersebut sebagaimana yang ia terima dari Allah, agar para sahabat membaca dan menghafalkan sesuai betul dengan yang dibacakannya. Potensi hafal mereka yang kuat telah menolong mereka untuk menghafal ayat-ayat tersebut. Kemudian Nabi Muhammad memerintahkan kepada sahabat yang pandai menulis untuk menuliskan ayat-ayat tersebut sesuai dengan yang dibacakan oleh beliau.

D. Metode yang diterapkan di Mekkah
Metode yang diterapkan oleh nabi Muhammad di mekkah adalah:
1.      Metode ceramah, yaitu menyampaikan wahyu yang baru diterimanya dan memberikan penjelasan-penjelasan serta keterangan-keterangannya.
2.      Metode dialog, yaitu dialog antara Rasulullah dengan Mu’az ibn Jabal ketika Mu’az akan diutus sebagai Ahadi ke negeri Yaman, dialog antara Rasulullah dengan para sahabat untuk mengatur strategi perang.
3.      Metode diskusi atau Tanya jawab, yaitu suatu metode yang sering dilakukan oleh Nabi Muhammad dan para sahabatnya apabila ada suatu permasalahan, misalnya menentukan suatu hukum.
4.      Metode perumpamaan, misalnya orang mukmin itu laksana satu tubuh, bila sakit salah satu anggota tubuh maka anggota tubuh lainnya akan turut merasakannya.
5.      Metode kisah, misalnya kisah beliau dalam perjalanan isra` dan miraj dan kisah tentang pertemuan anatara nabi Musa dengan nabi Khaidir.
6.      Metode pembiasaan, yaitu membiasakan kaum muslimin shalat berjemaah.
7.      Metode hafalan, misalnya para sahabat dianjurkan untuk menjaga al-Qur’an dengan menghafalnya.



BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan.
Dari penjelasan makalah diatas dapat kami tarik kesimpulan sebagai berikut:
1.      pendidikan adalah usaha manusia untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
2.      Sebelum nabi Muhammad memulai tugasnya sebagai rasul, Allah telah mendidik dan mempersiapkannya terlebih dahulu untuk melaksanakan tugas tersebut secara sempurna, melalui pangalaman, pengenalan serta peran sertanya dala kehidupan masyarakat dan lingkungan budayanya.
3.      Tahap pendidikannya ada 3, yaitu: Tahap pendidikan secara sembunyi-sembunyi, Tahap pendidikan Islam secara terang-terangan, Tahap pendidikan secara umum.
4.      Materi yang digunakan ada 2, yaitu: materi tauhid dan materi Al-Qur’an.
5.      Metode yang digunakan ada 7, yaitu ceramah, dialog, diskusi, perumpamaan, kisah, pembiasaan dan hafalan.
B.     Saran.
Tidak ada manusia yang sempurna dan tidak ada gading yang tak retak, mungkin itulah ungkapan yang pantas bagi makalah kami, kami sadar bahwa dalam penulisan makalah ini kami masih mempunyai banyak kekurangan, namun inilah yang diberikan Allah kepada kami. Apabila ada pembaca yang berkenan memberkan saran serta kritik membangun pada makalah ini, kami akan terima dengan lapang dada dan senang hati, demi perbaikan makalah ini.



DAFTAR PUSTAKA

Nizar, Samsul, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2007)
Pidarta, Made, Landasan Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000)
Sadulloh, Uyoh, pengantar filsafat pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010)
Zuhairini, dkk, sejarah pendidikan islam, (Jakarta: Proyek Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi Agama)



[1] Made Pidarta, Landasan Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm., 4
[2] Uyoh Sadulloh, pengantar filsafat pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm., 54
[3] Ibid
[4] Zuhairini dkk, sejarah pendidikan islam, (Jakarta: Proyek Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi Agama)., hlm. 18
[5] Ibid
[6] Ibid, hlm. 21.
[7] Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2007)., hlm. 32
[8] Ibid , hlm. 33
[9] Zuhairini dkk, sejarah pendidikan islam, (Jakarta: Proyek Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi Agama)., hlm. 23-25.
[10] Ibid, hlm. 28.

4 komentar: