MAKLAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam
Yang dibina oleh Bapak Dr. Zainuddin Syarif, M.Ag.
Oleh:
Abd. Rasyid Amin (180911015)
SEKOLAH TINGGI AGAM ISLAM NEGERI PAMEKASAN
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
OKTOBER 2011
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum.Wr.Wb.
Tiada kata dan kalimat yang pantas kami ucapkan kecuali
dengan Alhamdulillah yang mana dengan
kata ini kami bisa melaksanakan
aktivitas sehari-hari seperti halnya terselesainya makalah ini.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada
sang revolusionir dunia, yaitu Nabi Besar Muhammad SAW. Dengan terutusnya
beliau kami bisa terangkis dari alam kejahiliaan menuju alam yang sangat terang
menderang ini dengan adanya agama islam.
Dengan adanya susunan makalah ini kami menyadari bahwa
proses penyusun makalah ini terdapat
beberapa kesalahan. Maka dari itu kami siap menerima kritik dan saran. Dan
semoga makalah ini menambah wawasan yang luas bagi pembaca umumnya dan penyusun
khususnya.
Wassalamualaikum.Wr.Wb.
Pamekasan, 18
Oktober 2011
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL............................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................ ii
DAFTAR ISI............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 1
A.
Latar Belakang Masalah........................................................... 1
B.
Rumusan Masalah..................................................................... 2
C.
Tujuan Penulisan....................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................ 3
A.
Pengertian pendidikan.............................................................. 3
B.
Pelaksanaan Pendidikan Islam di Mekkah................................ 4
C. Materi yang diajarkan di Mekkah............................................. 8
D. Metode yang
diterapkan di Mekkah......................................... 10
BAB III PENUTUP.................................................................................... 12
A. Kesipulan.................................................................................. 12
B. Saran ........................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 13
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Proses pendidikan sebenarnya
telah berlangsung sepanjang sejarah dan berkembang sejalan dengan perkembangan
pendidikan manusia dipermukaan bumi.
Sementara itu Allah telah menurunkan petunjuk-petunjuk guna menjaga
dan mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan pendidikan tersebut, agar tidak
menyimpang dari tujuan penciptaan alam dan manusia itu sendiri.
Petunjuk-petujuk tersebut, disampaikan kepada manusia melalui rasul-rasul
Allah, pada masa dan kondisi dimana manusia dan perkembangan budayanya
membutuhkan.
Rasul-rasul tersebut, diutus oleh Allah bukan hanya untuk
menyampaikan ajaran-ajaran agama (mengembangkan al asma al husna) saja, tetapi
untuk mengembangkan pendidikan manusia terutama yang berkaitan dengan Islam. Dan
nyatalah kiranya bahwa pendidikan (bimbingan) yang diberikan oleh Allah kepada
manusia melalui rasul-rasul-Nya, terintegrasi dalam dan berproses bersama
dengan pertumbuhan dan perkembangan pengetahuan umat manusia. Mengingat bahwa
fungsi dari rasul-rasul tersebut dalah menyampaikan ajaran-ajaran islam, maka
berarti rasul-rasul tersebut sebagai pelaksana pendidikan islam secara umum.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pendidikan Islam, tidak lain adalah
proses pewarisan dan pengembangan pendidikan umat manusia dibawah sinar dan
bimbingan ajaran Islam.
B.
Rumusan Masalah
Hal-hal yang dibahas dalam makalah ini adalah :
1.
Pengertian
pendidikan
2.
Pelaksanaan
Pendidikan Islam di Mekkah
3.
Materi
yang diajarkan di Mekkah
4.
Metode
yang diterapkan di Mekkah
C.
Tujuan Penulisan Makalah
1. Untuk mengetahui makna pendidikan
2. Agar bisa mengetahui pelaksanaan pendidikan di
Mekkah
3. Untuk mengetahui materi yang diajarkan di Mekkah
4. Untuk mengetahui Metode yang diterapkan di
Mekkah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan
Menurut John Dewey, seorang ahli pendidikan di abad ke-19 di
Amerika Serikat mengatakan bahwa pendidikan adalah the general theory of
education. Dibagian lain dia juga mengatakan philosophy is the general
theory of education. Dia tidak membedakan filsafat pendidikan dengan teori
pendidikan. Sebab itu ia mengatakan pendidikan adalah teori umum pendidikan.[1]
Menurut Langeveld pendidikan adalah bimbingan yang di berikan oleh
orang dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaannya.[2]
Secara umum pendidikan adalah usaha manusia untuk meningkatkan
kesejahteraan hidupnya.[3]
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pendidikan adalah proses
pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dl usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara, serta
perbuatan mendidik.
Dari beberapa pengertian pendidikan diatas ada beberapa prinsip
dasar tentang pendidikan yang akan di laksanakan:
Pertama, bahwa
pendidikan berlangsung seumur hidup. Artinya usaha pendidikan sudah di mulai
sejak manusia lahir dari kandungan ibunya, sampai tutup usia, sepanjang ia
mampu untuk menerima pengaruh dan dapat mengembangkan dirinya. Suatu
konsekuensi dari pendidikan sepanjang hayat adalah, bahwa pendidikan tidak
identik dengan persekolahan.
Kedua, bahwa tanggung
jawab pendidikan merupakan tanggung jawab bersama semua manusia: taggung jawab
orang tua, tanggung jawab masyarakat, dan tanggung jawab pemerintah.
Ketiga, bagi manusia
pendidikan merupakan suatu keharusan, karena dengan pendidikan manusia akan memiliki kemampuan dan
kepribadian yang berkembang, yang di sebut manusia seluruhnya.
B. Pelaksanaan Pendidikan Islam di Mekkah
Sebelum nabi Muhammad memulai tugasnya
sebagai rasul, yaitu melaksanakan pendidikan pendidikan islam terhadap umatnya,
Allah telah mendidik dan mempersiapkannya terlebih dahulu untuk melaksanakan
tugas tersebut secara sempurna, melalui pangalaman, pengenalan serta peran
sertanya dala kehidupan masyarakat dan lingkungan budayanya.[4] Dengan potensi fitrahnya
yan luar biasa, beliau mampu secara sadar mengadakan penyesuain diri dengan
masyarakat lingkungannya, akan tetapi tidak larut sama sekali ke dalamnya.
Beliau mampu menyelami kehidupan
masyarakatnya, dan dengan potensi fitrahnya yang luar iasa beliau mampu mempertahankan keseimbangan dirinya untuk
tidak hanyut terbawa arus budaya masyarakatnya.[5]
Diantara tradisi yng terdapat di kalangan
masyarakatnya, yang merupakan warisan nabi Ibrahim, adalah tradisi bertahannuts,
yaitu cara menjauhkan diri dari keramaian orang, berkhalwat, dan
mendekatkan diri pada tuhan.
Nabi Muhammad menerima wahyu dari Allah
sebagai petunjuk dan intruksi untuk melaksanakan tugasnya sewaktu beliau
berumur 40 tahun, yaitu pada tanggal 17 ranadhan tahun 13 sebelum Hijrah. Petunjuk dan intruksi tersebut
berbunyi:
اقرأ باسـم ربك الذى خلق. خلق الانسـان من علق. اقرأ وربك الاكرم.
الذى علـم بالقلـم. علم الانسـان مالم يعلم. (العلق: 1-5)
Artinya: “bacalah
dengan nama tuhanmu yang menciptakan. Yang menciptakan mausia dari gumpalan
darah. Bacalah demi tuhanmu yang paling Pemurah. Yang mengajar dengan
perantaraan kalam. Yang mengajar mausia apa-apa yang tidak diketahui. (Q.S,
96:1-5).
Kemudian disusul
denga wahyu yang lain:
يآ ءيها المدثر. قم فأنذر. وربك فكبر. وثيا بك فطهر. والرجـز فاهجر.
ولا تمنن تستكثر. ولربك فاصبر. (المدثر, 1-7)
Artinya: “ hai
orang yng berselimut. Bangunlah, untuk memberikan peringatan. Agungkan (nama)
tuhanmu, dan bersihkan pakaianmu. Dan tinggalkan perbuatan dosa, dan jangan
engkau memberi, untuk mendapatkan (balasan) yang lebih bayak. Dan demi tuhanmu,
bersabarlah. (Q.S, 74:1-7)
Perintah dan
petunjuk tersebut pertama-tama tertuju pada nabi Muhammad tentang apa yang harus
beliau lakukan, baik terhadap beliau sendiri maupun pada umatnya. Kemudian
bahan/ materi pendidikan tersebut diturunkan secara berangsur-angsur, sedikit
demi sedikit.[6]
Disamping itu, nabi Muhammad telah
mendidik umatnya secara bertahap. Mulai dari keluarganya yang pada mulanya
secara sembunyi-sembunyi, tahap pendidikan Islam secara terang-terangan serta tahap
pendidikan Islam untuk umum. Untuk lebih jelasnya akan di paparkan satu
persatu, yaitu:
1. Tahap pendidikan secara sembunyi-sembunyi
Pada awal turunnya wahyu pertama (the first revelation) al-Qur’an
surat 96 ayat 5, pola pendidikan yang dilakukan adalah secara
sembunyi-sembunyi, mengingat kondisi sosial politik yang belum stabil, dimulai
dari dirinya sendiri dan keluarga dekatnya. Mula-mula Rasulullah mendidik
istrinya, Khadijah untuk beriman kepada dan menerima petunjuk dari Allah,
kemudian diikuti oleh anak angkatnya Ali Ibn Abi Thalib (anak pamannya) dan
Zaid ibn Haritsah (seorang pembantu rumah tangganya yang kemudian diangkat
menjadi anak angkatnya). Kemudian sahabat karibnya Abu Bakar Siddiq. Secara
beransur-ansur ajakan tersebut disampaikan secara meluas, tetapi masih terbatas
dikalangan keluarga dekat dari suku Qurays saja seperti Usman ibn Affan, Zubair
ibn Awan, Sa’ad ibn Abi waqas, Abdurrahman ibn Auf, Thalhah ibn ubaidillah, Abu
Ubaidillah ibn Jahrah, Arqam ibn Arqam, Fatimah binti Khattab, Said ibn Zaid,
dan beberapa orang lainnya, mereka semua tahap awal ini disebut Assabiquna al
awwalun, artinya orang-orang yang mula-mula masuk Islam. Sebagai lembaga
pendidikan dan pusat kegiatan pendidikan Islam yang pertama pada era awal ini
adalah rumah Arqam ibn Arqam.[7]
2. Tahap pendidikan Islam secara terang-terangan
Pendidikan secara sembunyi-sembunyi berlangsung selama tiga tahun,
sampai turun waktu berikutnya, yang memerintahkan dakwah secara terbuka dan
terang-terangan:
فاصدع
بما تؤمر واعرض عن المشـركين
Artinya: “maka sampaikanlah olehmu secara terang terangan segala
apa yang diperintahkan (kepadamu) dam berpalinglah dari orang-orang yang
musyrik. (Q.S, 22:94).
Perintah dakwah secara terang-terangan dilakukan oleh Rasulullah,
seiring dengan jumlah sahabat yang semakin banyak dan untuk meningkatkan
jangkauan seruan dakwah, karena diyakini dengan dakwah tersebut banyak kaum
Quraisy yang akan masuk agama Islam. Disamping itu, keberadaan rumah Arqam ibn
Arqam sebagai pusat dan lembaga pendidikan Islam sudah diketahui oleh Kuffar Quraiys.[8]
3. Tahap pendidikan secara umum
Sebagai tindak lanjut dari perintah tersebut, pada musim haji
rasulullah mendatangi kemah-kemah pada jamaah haji. Pada awalnya tidak banyak
yang menerima, kecuali sekelompok jamaah haji dari Yastrib, Kabilah Khazraj
yang menerima dakwah secara antusias. Dari sinilah sinar Islam memancar keluar
Makkah.
C. Materi yang diajarkan di Mekkah
Materi yang diajarkan oleh nabi Muhammad ada 2 materi, yaitu:
1. Materi Tauhid
Di depan sudah di sebutkan bahwa nabi Muhammad dalam melakukan misi
kerasulannya berhadapan dengan nilai-nilai warisan nabi Ibrahim yang telab
banyak menyimpang dari yang sebenarnya, yang mana inti dari ajara tersebut
adalah Tauhid. Akan tetapi ajaran tersebut pudar dalam budaya masyarakat arab
jahiliyah.
Nabi Muhammad memperoleh kesadaran dan penghayatan yang mantap
tentang ajaran tauhid, yang intisarinya tercermin dalam surat Al-Fatihah,
yaitu:[9]
a. Bahwa Allah adalah pencipta alam yang
sebenarnya, dialah satu-satunya yang menguasai dan mengatur alam ini sedemikian
rupa sehingga menjadi tempat yang sesuai dengan kehidupa manusia.
b. Bahwa Allah telah memberikan nikmat, memberikan
segala kebutuhan makhluknya, dan khusus kepada manusia ditambah dengan petunjuk
dan bimbingan agar mendapatkan kebahagiaan hidup yang sebenarnya.
c. Bahwa Allah adalah raja hari kemudian, telah
memberikan pengertian bahwa segala amal perbuatan manusia sewaktu di dunia akan
di perhitungkan di sana.
d. Bahwa Allah adalah sembahan yang sebenarnya dan
yang satu-satunya.
e. Bahwa Allah adalah penolong yang sebenarnya,
dan oleh sebab itu hanya kepada-Nya lah manusia meminta pertolongan.
f. Bahwa Allahlah yang membimbing dan memberi
petunjuk kepada manusia dalam mengarungi krhidupan dunia yang penuh dengan
tantagan, rintangan serta godaan.
Itulah inti sari dari ajaran ketauhidan yang diajarkan oleh nabi
Muhammad pada umatnya di Mekah.
2. Materi Al-Qur’an
Al-Qur’an merupakan intisari dan sumber pokok Islam yang di ajarkan
oleh nabi Muhammad kepada umatnya. Tugas nabi Muhammad disamping mengajarkan
tauhid juga mengajarkan Al-Qur’an kepada umatnya, agar secara utuh dan sempurna
menjdi milik umatnya, yang selajutnya menjadi warisan yag turun temurun.
Pada masa permulaan nabi Muhammad
megajarkan Islam di Mekkah, telah ada beberapa orang di kalangan
masyarakatnya yang pandai baca tulis, antara lain adalah: Umar bin Khattab, Ali
bin Abi Thalib, Usman bin Affan, Abu Ubaidah bin Al Jarrah dan masih banyak
lagi yang lain bahakan ada yang dari kaum wanita, diantaranya adalah: Hafsah.
Ummi Kulsum binti Uqbah, Aisyah binti
Sa’d, Al-Syifak binti Abdullah Al-Adawiyah dan Karimah binti Al-Miqdad.
Walaupun demikian, budaya baca tulis tersebut belum mewarnai kehidupan
masyarakat pada waktu itu.[10]
Setiap turun wahyu, yang biasanya terdiri dari beberapa ayat
Al-Qur’an, Nabi Muhammad SAW langsung menyampaikan ayat-ayat tersebut kepada
para sahabatnya, dengan cara membacakan bunyi wahyu tersebut sebagaimana yang
ia terima dari Allah, agar para sahabat membaca dan menghafalkan sesuai betul
dengan yang dibacakannya. Potensi hafal mereka yang kuat telah menolong mereka
untuk menghafal ayat-ayat tersebut. Kemudian Nabi Muhammad memerintahkan kepada
sahabat yang pandai menulis untuk menuliskan ayat-ayat tersebut sesuai dengan
yang dibacakan oleh beliau.
D. Metode yang diterapkan di Mekkah
Metode yang diterapkan oleh nabi Muhammad di mekkah adalah:
1.
Metode
ceramah, yaitu menyampaikan wahyu yang baru diterimanya dan memberikan
penjelasan-penjelasan serta keterangan-keterangannya.
2.
Metode
dialog, yaitu dialog antara Rasulullah dengan Mu’az ibn Jabal ketika Mu’az akan
diutus sebagai Ahadi ke negeri Yaman, dialog antara Rasulullah dengan para
sahabat untuk mengatur strategi perang.
3.
Metode
diskusi atau Tanya jawab, yaitu suatu metode yang sering dilakukan oleh Nabi
Muhammad dan para sahabatnya apabila ada suatu permasalahan, misalnya
menentukan suatu hukum.
4.
Metode
perumpamaan, misalnya orang mukmin itu laksana satu tubuh, bila sakit salah
satu anggota tubuh maka anggota tubuh lainnya akan turut merasakannya.
5.
Metode
kisah, misalnya kisah beliau dalam perjalanan isra` dan miraj dan kisah tentang
pertemuan anatara nabi Musa dengan nabi Khaidir.
6.
Metode
pembiasaan, yaitu membiasakan kaum muslimin shalat berjemaah.
7.
Metode
hafalan, misalnya para sahabat dianjurkan untuk menjaga al-Qur’an dengan
menghafalnya.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan.
Dari penjelasan makalah diatas dapat kami tarik kesimpulan sebagai
berikut:
1.
pendidikan
adalah usaha manusia untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
2.
Sebelum
nabi Muhammad memulai tugasnya sebagai rasul, Allah telah mendidik dan
mempersiapkannya terlebih dahulu untuk melaksanakan tugas tersebut secara
sempurna, melalui pangalaman, pengenalan serta peran sertanya dala kehidupan
masyarakat dan lingkungan budayanya.
3.
Tahap
pendidikannya ada 3, yaitu: Tahap
pendidikan secara sembunyi-sembunyi, Tahap pendidikan Islam
secara terang-terangan, Tahap
pendidikan secara umum.
4.
Materi
yang digunakan ada 2, yaitu: materi tauhid dan materi Al-Qur’an.
5.
Metode
yang digunakan ada 7, yaitu ceramah, dialog, diskusi, perumpamaan, kisah,
pembiasaan dan hafalan.
B. Saran.
Tidak
ada manusia yang sempurna dan tidak ada gading yang tak retak, mungkin itulah
ungkapan yang pantas bagi makalah kami, kami sadar bahwa dalam penulisan makalah
ini kami masih mempunyai banyak kekurangan, namun inilah yang diberikan Allah
kepada kami. Apabila ada pembaca yang berkenan memberkan saran serta kritik
membangun pada makalah ini, kami akan terima dengan lapang dada dan senang
hati, demi perbaikan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Nizar, Samsul, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana Prenada
Media, 2007)
Pidarta,
Made, Landasan Kependidikan, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2000)
Sadulloh,
Uyoh, pengantar filsafat pendidikan, (Bandung:
Alfabeta, 2010)
Zuhairini, dkk, sejarah pendidikan islam, (Jakarta:
Proyek Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi Agama)
[1]
Made
Pidarta, Landasan Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm., 4
[2]
Uyoh
Sadulloh, pengantar filsafat pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010),
hlm., 54
[3]
Ibid
[4]
Zuhairini dkk, sejarah pendidikan islam, (Jakarta: Proyek Prasarana dan
Sarana Perguruan Tinggi Agama)., hlm. 18
[5]
Ibid
[6]
Ibid, hlm. 21.
[7]
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media,
2007)., hlm. 32
[8]
Ibid , hlm. 33
[9]
Zuhairini dkk, sejarah pendidikan islam, (Jakarta: Proyek Prasarana dan
Sarana Perguruan Tinggi Agama)., hlm. 23-25.
[10]
Ibid, hlm. 28.
thanks gan... mantap..
BalasHapussama-sama gan....
HapusAnjay
BalasHapusKenapa mas..??
Hapus